Setelah capek muter-muter
(belanja) di pasar seni, akhirnya nanya-nanya puan (red: mbak-mbak) tempat
pemberhentian GO KL. Bus GO KL memang nyaman banget, benar-benar serasa di
Indomart :D alay nya kambuh. Tujuan selanjutnya, bukit bintang.
Pertama kali dengar nama
bukit bintang, yang pertama kali ku bayangin ialah, tempat yang tinggi sehingga
dapat melihat kuala lumpur secara keseluruhan serasa melihat bintang-bintang
yang terhampar di daratan, yaahh seperti bukit bintang Jogja begitulah. Meskipun
ketika searching yang keluar malah kaya jalanan di Namba, parahnya aku malah
cuek aja. Akhirnya setelah melewati beberapa halte, bus berhenti dan banyak
sekali penumpang yang bersiap-siap turun. Yak, sampailah aku di bukit bintang,
dan ketika turun yang terlihat ialah,,,, deretan butik, galeri dan sejenisnya
yang seluruhnya ialah barang-barang branded. Dan yang kupikirkan setelah itu
ialah, “backpacker dilarang masuk”. Tak perlu repot-repot masuk untuk
memastikan harganya, bahkan kalaupun ada diskon besar-besaran sekalipun.
Berhubung saat itu masih
hari raya imlek, berbagai hiasan dan oranamen imlek bertebaran di sepanjang jalanan
bukit bintang. Mungkin itu cara mereka memanjakan pelanggan V.I.P. Iseng
pulalah aku masuk ke starhill mall dan suasana imlek memang tidak mengecewakan.
Jalanan masuknya dihiasi oleh lampion dan lumayan banyak yang foto-foto disana,
aku nggak boleh kalah!! Hahahhaaa,,, memasuki lobi, bunga teratai yang membentuk
koridor benar-benar memanjakan mata, benar-benar keren. Setelah itu ada tangga
menurun yang juga dihiasi oleh Bungan teratai disepanjang tepiannya. Serasa di
taman gitulah,,, tentu saja semua bunga itu palsu. Tangga itu menuju center
mall, apa ya nyebutnya,,, dan disanalah patung kambing yang melambangkan shio
tahun 2015 berdiri menjulang hingga hampir lantai 4. Namun bukan itu yang
membuat menarik, keseluruhan ruang itu benar-benar di desain sedemikian rupa
yang didominasi oleh warna merah, cool.
Capek berfoto ria (red:
selfie) aku meneruskan perjalananku yang tak tentu arah. Sampai akhirnya aku
menemukan Uniqlo, salah satu brand yang harganya sedikit bersahabat disbanding
brand yang lain, meskipun begitu aku juga nggak beli,, hehehe, bukan kantong
mahasiswa yang lagi backpackeran. Setelah beberapa saat jalan nggak jelas,
akhirnya memutuskan untuk beli minuman. Kedai minuman sih banyak, tapi rata-rata
sekelas McD. Akhirnya kuputuskan untuk beristirahat sambal menyeruput es coklat
sambal memperhatikan orang yang berlalu-lalang. Ketika hendak pergi, aku
melihat eskalator yang menuju UG, sekilas kulihat ada deretan etalase cake.
Saat itu juga jiwa kuliner ini terpacu untuk segera melangkah ke eskalator
tersebut.
![]() |
| Kelihatankan diseberang sana ada eskalator kebawah? jangan salah fokus #ehh |
Surge pecinta kuliner khas
Asia Timur. Kuliner dari semua negara itu ada disana dan penjualnya pun pribumi
sana. Saat itu juga kaki melangkah semakin cepat untuk mencari makanan yang
selama ini bikin penasaran “ramen”. Seluruh ramen yang ada di Jepang non halal,
yah maklum soalnya muslim disana minoritas, dan ini di Malaysia, Negara Islam.
Tara!! Kedai Ramen berjejer dengan varian rasa dan di plang nya pun tertulis
dengan huruf besar ‘NONHALAL’ #gulink-gulink #MatiRasa :D seketika itu juga
speechless di depan kedai. Mungkin melihat wajah ini yang tadinya tersenyum
riang dan dengan cepat berubah menjadi suram, si penjual itupun hanya tersenyum.
Mungkin dia paham karena aku berkerudung, meskipun si penjualnya ikemen yang
tersenyum semanis gulali, hal tersebut nggak dapat merubah ramen seketika
menjadi halal, jadinya yahh,, tetep BT. Aku akhirnya memutuskan untuk mencari
kedai yang lain, berharap ada ramen yang lain, semoga jodoh nggak kemana #ehh.
Tidak jauh dari situ ada Isetan yang menjual berbagai makanan dari berbagai
Negara, walhasil karena terlalu lelah dan lapar, aku mengambil beberapa sushi
dan segera keluar dari situ. Saat itulah aku sadar, aku terlalu jauh masuk
kedalam dan jauh sekali dengan pintu keluar, dan akupun juga baru sadar,
keseluruhan pelanggan disana berwajah khas asia timur, berkulit kuning, mata
sipit dan sejenisnya. Selain itu aku satu-satunya yang berkerudung, benar-benar
out of the box dalam artian ras. Selain itu, ternyata dari tadi semua mata
memandang kearahku, huwaaa, jadi makin salah tingkah. Aku pun berusaha berjalan
secuek mungkin seakan aku memang berada di habitatku, namu nyatanya seakan-akan
mereka berpikir “eh ada makhluk bertudung, pendek, dekil, hidup pula” hahhahaha
lebay kambuh part sekian. Aku pun melengos begitu saja dan akhirnya berhasil
keluar setelah gagal mencari pintu keluar yang lain.
Kembali lagi aku mencari
bus GO KL untuk pulang karena kaki ini sungguh benar-benar tak berdaya setelah
berjalan hampir seperempat hari. Waktu telah menunjukkan pukul 4pm waktu
Malaysia. Aku duduk di kursi paling belakang sambal menikmati nyut-nyutan yang
mulai menjalar keseluruh tubuh. Tiba-tiba para penumpang berhamburan turun dan
entah mengapa aku malah ikut turun, konformitas. Setelah turun aku malah
celingak-celinguk kebingungan dan setelah menengadah keatas aku baru tahu kalau
aku berada di depan KLCC, bah!! Aku berbalik untuk kembali ke bus untuk
melanjutkan perjalanan pulang. Namun naas, sudah nggak ada bus satupun yang
tersisa, akhirny a masuk juga ke KLCC. Yah, begitulah, backpacker nggak pernah
mau rugi meskipun udah benar-benar capek dan ingin pulang. Setelah membeli
beberapa kuliner (lagi), akhirnya waktunya pulang. Meskipun seluruh
transportasi di Malaysia itu nyaman, menurutkan monorail yang terbaik :)









